Sebuah komik strip yang mengisahkan seorang ayah yang merokok, namun tidak ingin keluarganya merokok.
Fitrah manusia adalah menyukai hal yang baik, begitu pula seorang ayah, pasti menginginkan yang terbaik bagi keluarganya. Mereka -para ayah- bekerja keras bagi keluarganya, agar dapat hidup dengan layak. Namun ada beberapa sisi kemanusiaan dari seorang ayah yang hilang, saat mereka menghabiskan sebagian rizki yang dia perolehnya untuk membeli rokok. Mereka lupa bahwa menjadi perokok aktif disamping keluarganya, akan menjadikan mereka perokok pasif. Sudah banyak kisah anak meninggal akibat sesak nafas karena asap rokok ayahnya, dan seharusnya kasus-kasus demikian tidak harus diulang-ulang.
Kalau ayah tidak bersama mereka, ayah tidak akan merokok. Tapi Ayah, bukankah mereka adalah teman kerja ayah, teman ayah bekerja setiap hari, bukankah itu artinya Ayah akan merokok setiap hari?
Ayah bilang kepada keluarga ayah, bahwa tidak merokok tidak masalah, tapi mengapa saat ini ayah merokok di rumah? Apakah itu artinya ayah tidak bisa berhenti untuk tidak merokok?
Berapa uang yang ayah habiskan untuk membeli rokok, yang kemudian ayah bakar menjadi abu dan asapnya ayah endapkan dalam paru paru? Bayangkan bila uang tersebut ditabung atau disedekahkan
Sehat bersama, sakit bersama, itukah moto hidupmu sekarang wahai ayah? Tidakkah engkau perhatikan keluargamu yang kini menjadi perokok pasif?
Ayah suri tauladan bagi anak anaknya, mereka akan cenderung melihat tingkah laku ayahnya. Bagaimana bila mereka melihat ayah merokok? Awalnya mereka akan menghalalkan merokok, kemudian diam diam mereka akan mencoba merokok. Itukah yang engkau inginkan?
Wahai Ayah, merokok itu tidak baik. Secara tidak langsung engkau pun mengamini nya, tapi mengapa engkau masih merokok? Apakah Ayah sudah kecanduan merokok?
Fitrah manusia adalah menyukai hal yang baik, begitu pula seorang ayah, pasti menginginkan yang terbaik bagi keluarganya. Mereka -para ayah- bekerja keras bagi keluarganya, agar dapat hidup dengan layak. Namun ada beberapa sisi kemanusiaan dari seorang ayah yang hilang, saat mereka menghabiskan sebagian rizki yang dia perolehnya untuk membeli rokok. Mereka lupa bahwa menjadi perokok aktif disamping keluarganya, akan menjadikan mereka perokok pasif. Sudah banyak kisah anak meninggal akibat sesak nafas karena asap rokok ayahnya, dan seharusnya kasus-kasus demikian tidak harus diulang-ulang.
Ayah, Bila Tidak Merokok Tidak Masalah Bagimu, Mengapa Tidak Engkau Hentikan Saja Kebiasaanmu Itu?
Beberapa Ayah mungkin akan melakukan pembelaan bahwa mereka bukan kecanduan merokok, tapi mereka hanya ikut-ikutan merokok karena mereka bersama dengan teman-teman mereka.Kalau ayah tidak bersama mereka, ayah tidak akan merokok. Tapi Ayah, bukankah mereka adalah teman kerja ayah, teman ayah bekerja setiap hari, bukankah itu artinya Ayah akan merokok setiap hari?
Ayah bilang kepada keluarga ayah, bahwa tidak merokok tidak masalah, tapi mengapa saat ini ayah merokok di rumah? Apakah itu artinya ayah tidak bisa berhenti untuk tidak merokok?
Berapa uang yang ayah habiskan untuk membeli rokok, yang kemudian ayah bakar menjadi abu dan asapnya ayah endapkan dalam paru paru? Bayangkan bila uang tersebut ditabung atau disedekahkan
Sehat bersama, sakit bersama, itukah moto hidupmu sekarang wahai ayah? Tidakkah engkau perhatikan keluargamu yang kini menjadi perokok pasif?
Ayah suri tauladan bagi anak anaknya, mereka akan cenderung melihat tingkah laku ayahnya. Bagaimana bila mereka melihat ayah merokok? Awalnya mereka akan menghalalkan merokok, kemudian diam diam mereka akan mencoba merokok. Itukah yang engkau inginkan?
Wahai Ayah, merokok itu tidak baik. Secara tidak langsung engkau pun mengamini nya, tapi mengapa engkau masih merokok? Apakah Ayah sudah kecanduan merokok?
Sayangi keluargamu dengan tidak merokok. Selain Pemborosan, juga Kesehatan Ayah adalah masa depan keluarga.
0 Response to "Ayah, Merokok itu Pasti Tidak Baik Untuk Keluargamu"
Post a Comment
Kometar akan dimoderasi dahulu.
Pergunakan kata-kata yang baik dan sopan
Komentar berupa pertanyaan akan dijawab langsung oleh dokter