Cara Melakukan Resusitasi Jantung Paru





Resusitasi jantung paru adalah salah satu skill yang harus diketahui oleh masyarakat. Semakin meningkatnya kejadian henti jantung, maka ketrampilan melakukan resusitasi jantung paru akan sangat berguna. Nah, kali ini kita akan belajar Cara Melakukan Resusitasi Jantung Paru secara mudah dan benar.

Langkah DRCAB Resusitasi Jantung Paru

Ada beberapa langkah langkah yang harus dilakukan untuk melakukan resusitasi jantung paru. Langkah langkah tersebut dapat disingkat menjadi DRCAB (Danger-Respon-Circulation/Compression-Airyway-Breathing).

1. Danger (D)

Danger adalah Perhatikan Keadaan/Bahaya Sekitar. Ketika ada korban yang pingsan atau mengalami henti jantung, yang pertama kali kita lakukan adalah melakukan Danger yaitu memperhatikan bahaya sekitar. Hal ini untuk memastikan keamanan diri penolong maupun korban.

Perhatikanlah daerah sekitar korban. Apabila ada sumber aliran listrik yang menyebabkan korban tersengat kemudian pingsan, pastikan dulu aliran listriknya mati sebelum menolong korban, agar kita tidak menjadi korban kedua.

Ini adalah prinsip memberikan pertolongan pada korban apapun. Amankan diri, Amankan Lingkungan baru lakukan Amankan korban. Kita juga sering menyingkatnya 3A. Cara ini cukup efektif agar penolong selalu aware (waspada) apabila ada ancaman dari lingkungan sekitar.

2. Respone (R)

Respone adalah Cek Respon. Langkah ini dilakukan setelah memastikan bahwa kondisi kita, lingkungan dan korban aman, ingat kembali 3A. Melakukan Cek Respon dapat dilakukan dengan keadaan korban, apakah dia sadar? apakah dia merespon suara panggilan? Apakah merespon terhadap tepukan dipundak? apakah dia merespon terhadap rasa nyeri?

Jika korban atau pasien merespon, maka cukup dilakukan penanganan ringan, diposisikan pada posisi yang nyaman.

Apabila korban tidak merespon, maka Call for Help (Mintalah Bantuan) kepada orang terdekat untuk menghubungi ambulans, mengambil peralatan P3K atau AED (Automatic External Defibrilator) bila ada.

Sambil menunggu bantuan tenaga dan peralatan datang, penolong bisa melakukan pengecekan pernafasan korban. Caranya adalah dengan tehnik Look, Listen and Feel (Lihat, Dengar, dan Rasakan).

Look, Listen and Feel (mobilizerescue.com)
Apabila setelah di cek ternyata korban masih bernafas, maka cukup posisikan korban dengan posisi recovery. Caranya seperti pada gambar berikut ini :

Posisi Recovery (mobilizerescue.com)

Apabil ternyata korban tidak bernafas, maka kita bisa memulai untuk melakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau CPR.

3. Compression

Compression adalah kombinasi kompresi atau penekanan dada dan bantuan nafas. Langkah ini biasanya dilakukan apabila pasien atau korban tidak bernafas dan tidak berdetak. Hal ini akan membantu agar sirkulasi darah yang membawa oksigen tetap mengalir walaupun kondisi jantung sedang tidak berdetak.

Sebelum melakukan Compression, pastikan pasien berada pada posisi telentang pada permukaan yang rata dan keras. Ini membantu agar proses compression efektif.

Kompresi dilakukan dengan melakukan penekanan pada dada, lokasi penekanan ada pada pertengahan dada yaitu pada tulang sternum (tulang dada paling tengah). Penekanan dilakukan sebanyak 30 kali dengan kedalaman 5 cm sampai 6 cm.

4. Airway (A)

Airway adalah tindakan membuka jalan nafas. Langkah ini dilakukan setelah kompresi dilakukan 30 kali. Caranya adalah dengan Head Tilt Chin Lift,  menekan tangan penolong pada dahi korban, dan satu tangan lainnya menengadahkan kepala korban. Sehingga posisinya seperti pada gambar berikut ini :
Head Tilt Chin Lift (mobilizerescue.com)
Cara ini akan membuka jalan nafas dan mempertahankannya agar tetap terbuka sebelum masuk kepada tahap selanjutnya.

Perhatian :
Head Tilt Chin Lift tidak boleh dilakukan pada korban yang mengalami perlukaan dibagian kepala dengan kecurigaan ada patah tulang leher. Head Tilt Chin Lift dapat memperparah patah tulang leher.

 5. Breathing (B)

Breathing adalah tindakan pemberian nafas bantuan kepada korban sebanyak 2 kali setiap jeda 30 kali kompresi. Pemberian nafas bantuan ini dilakukan selama 1 detik setiap 1 kali bantuan nafas dan pastikan dada mengembang saat pemberian nafas tersebut.

Cara melakukan pemberian nafas buatan

Cara melakukan pemberian nafas buatan adalah sebagai berikut :
1. Pertahankan jalan nafas dengan tehnik chin lift (dagu diangkat dengan jari) seperti pada langkah A
2. Tangan yang sebelumnya melakukan Head Tilt (Menekan dahi) berpindah menutup hidung korban atau pasien
3. Lakukan pemberian nafas buatan mouth to mouth (dari mulut ke mulut) seperti pada gambar berikut :
4. Lakukan pemberian nafas buatan maksimal 1 detik per 1 nafas buatan. Pastikan dada mengembang atau naik saat pemberian nafas buatan.
5. Sebelum memulai nafas buatan yang kedua, pastikan dada sudah turun setelah mengembang pada nafas buatan pertama.
6. Kemudian ulangi langkah Compression begitu seterusnya.

Kapan Menghentikan Resusitasi Jantung Paru (RJP) / CPR?

Ada beberapa keadaan kita sebagai penolong harus menghentikan resusitasi jantung paru (RJP) :
1. Penolong sudah kelelahan
2. Bantuan medis sudah datang
3. Sudah muncul tanda tanda pasti kematian
4. Korban tidak berespon pada bantuan hidup lanjut selama lebih dari 20 menit

 Mungkin itulah ulasan singkat tentang Cara Melakukan Resusitasi Jantung Paru. Semoga bermanfaat, silahkan bagikan agar banyak orang yang tahu dan tinggalkan komentar dibawah.

0 Response to "Cara Melakukan Resusitasi Jantung Paru"

Post a Comment

Kometar akan dimoderasi dahulu.
Pergunakan kata-kata yang baik dan sopan
Komentar berupa pertanyaan akan dijawab langsung oleh dokter